Web Analytics
FLASH ARTIKEL
Dibaca 2458 X

Modern Bukan Western

MODERN BUKAN WESTERN 

Hallo sahabat prayers! Sekarang kita sedang menjalani kehidupan di era globalisasi dan digitalisasi, yang mana entah dengan –atau pun tanpa- disadari, kita pelan-pelan menjadi bagian dari dunia  modernisasi. “Ah, pakaian lo jadul banget si! Ngga modern!”

Kita tentu sering kali mendengar kata modern atau orang modern. Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan orang yang modern itu? apakah bisa dilihat dari penampilan atau gaya hidup seseorang saja? Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan modern.

Modern adalah suatu pola pikir dinamis dan terbuka. Orang yang modern akan melepas keterikatannya dari adat istiadat atau apapun yang tidak berguna dan mau menerima sesuatu yang baru asal berguna. Sedangkan orang yang western (baca: westernis) selalu menjadikan dunia Barat kiblat bagi jalan kehidupannya, sehingga lambat laun jiwa nasionalisme orang itu luntur, bahkan mati.

Jadi, sebenarnya modern sangat berbeda dengan western. Modernis bukanlah westernis. Modernisasi adalah kebutuhan setiap insan, namun tidak dengan westernisasi.

Sahabat prayers, untuk lebih jelasnya, berikut adalah tanda orang yang memiliki pola pikir atau orientasi berpikir modern:

1.   Selalu berorientasi pada masa depan. Dalam setiap saat ia akan berusaha untuk memanfaatkan “lima hal sebelum datang lima yang lain”, yaitu masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, waktu luang sebelum sibuk dan selagi hidup sebelum mati. Dengan demikian, orang tersebut tidak akan tergolong sebagai orang yang merugi.

2.  Orang yang memiliki pola pikir modern selalu berpikir kritis, ingin mengetahui latar belakang setiap kejadian atau ucapan. Selalu timbul pertanyaan dalam dirinya: kenapa?, kapan?, di mana?, bagaimana?, apa? dan siapa?

Ia memahami maksud dari sabda Rasulullah SAW, “Bertanya itu setengah dari ilmu.” Karena itulah semua yang dilakukannya bukan karena ikut-ikutan, tetapi selalu berasas manfaat. 

3.  Orang yang berpikir modern selalu berorientasi kepada karya. Tidak pernah timbul pertanyaan: “Apa yang akan diperbuat orang lain untukku?”, tetapi “apa yang akan kuberikan untuk agama ini? negeri ini?, apa yang bisa kuperbuat untuk dunia ini? apa yang dapat kulakukan untuk orang lain?”

Dengan demikian, orang yang selalu menunggu apa yang akan diberikan oleh orang lain untuknya, ia bukanlah orang modern.

4.   Manusia modern bersikap terbuka, tidak menutup diri terhadap lingkungan. Dia akan bergaul dengan siapapun asalkan bermanfaat. Dan dia akan meninggalkan pergaulan yang tidak berguna. Pergaulan apapun bila mengajarkan kebencian dan fitnah akan ditinggalkannya, dan dia akan mengikat dirinya dalam kebenaran dan berkumpul di tempat kebaikan, bergaul untuk kemaslahatan bersama.

Insan modern bersedia menerima yang baru asalkan benar dan bermanfaat. Sebaliknya, ia berani meninggalkan tradisi atau kebiasaan yang lama, bila itu berbahaya dan tidak berguna. Hal ini sangat sesuai dengan syariat Islam yang menganut nilai kebaikan, yang artinya benar dan bermanfaat, seperti pesan Nabi Muhammad SAW:

“Min husni islâm al-mar-i tarkuhu mâ lâ ya’nihi”

Termasuk dari kebaikan islamnya seseorang adalah dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya”

Jadi sahabat prayers, yuk ubah pola pikir kita sehingga tergolong sebagai manusia yang modern! Dan jangan lupa, tetap saling berdoa dalam kebaikan ya!

Kolom Komentar