Web Analytics
FLASH ARTIKEL
Dibaca 2437 X

Ketika Engkau Sadarkan Kami

 

Ketika Engkau Sadarkan Kami

Ya Tuhan,

Sungguh diamnya gunung dan terlelapnya tanah adalah anugerah yang selama ini

kami anggap remeh. Saking remehnya, kami lupa bahwa mereka menyaksikan

seluruh perbuatan kami dan melaporkan perbuatan kami kepadaMu.

Tanpa sadar (meski seringkali sadar), kami banyak berbuat maksiat di atas tanahMu, dan di sekitar gunung-gunung Mu.

Berbagai peraturan pun kami langgar dengan

penuh semangat dan hura-hura, bagai anak remaja yang hidup hanya untuk hari ini tak peduli hari esok.

Ya... kelakuan kami bagaikan kuman di permukaan kulit yang

membuat kulit menjadi gatal.

Ketika tanah dan para gunung pun resah atas perbuatan kami dan merasa gatal

karena mengiritasi kulit mereka, mereka menggoyangkan tubuhnya sedikit.. ya

benar-benar cuma sedikit, sekedar untuk menggaruk rasa gatalnya. Namun, di detik

mereka menggaruk rasa gatal, seketika kami rasanya berada di dalam ambang

kematian.

Seketika kami ingat bahwa kami belum siap mati.

Seketika kami ingat masih banyak hutang kami yang belum terlunasi.

Seketika kami ingat betapa banyaknya dosa kami.

Seketika kami ingat banyaknya kemaksiatan kami.

Seketika kami ingat banyaknya permusuhan diantara sodara-sodara kami

Seketika kami ingat betapa seringnya kami menzhalimi sodara-sodara kami

Ya Tuhan, sungguh jika Engkau menghendaki agar gunung tidak murka, maka hal itu mudah

bagiMu.

Ya Tuhan, sungguh jika Engkau menghendaki agar tanah tetap diam, maka hal itu mudah

bagiMu.

Salahkah kami?

Sehingga Engkau membiarkan alam memprotes kami?

Jika kami salah, maka bimbinglah kami,

karena Engkau adalah sebaik-baik pembimbing

Jika kami buta, maka bukakanlah mata kami,

karena Engkau sebaik-baiknya pemberi cahaya bagi kami yang terhempas di kegelapan

Jika tertutup pendengaran kami, maka bisikkanlah batin kami,

karena sejatinya kami memiliki perjanjian untuk menaatiMu dan kami mengenalMu

Maafkan kami, yang selalu lupa

Maafkan kami, yang cuma berniat ke kanan, namun akhirnya lebih memilih ke kiri

Maafkan kami, yang tobatnya hanyalah angan-angan belaka

Maafkan kami, yang di saat bersenang-senang, lupa akan tobat kami dan melampaui batas

ampunilah dosa-dosa kami yang meruntuhkan penjagaan

ampunilah dosa-dosa kami yang mendatangkan bencana

ampunilah dosa-dosa kami yang merusak karunia

ampunilah dosa-dosa kami yang menahan doa

ampunilah dosa-dosa kami yang menurunkan bala’

Ingatkanlah kami selalu akan kebesaranMu. Peluklah kami selalu dengan kasih sayangMu.

Jangan Engkau biarkan kami terlena, bahwa ini semua hanya sementara.

Jangan Engkau biarkan kami terlena, bahwa Engkau telah menyiapkan tempat yang

sangat indah di atas sana.

Sungguh kami sangat lemah dalam melawan hawa nafsu. Jika bukan karena

pertolonganMu, maka kami akan terjerumus lagi dan lagi ke dalam jurang maksiat.

Kami kapok jadi kuman, kami tobat.. kami tak mau membuat kulit sang tanah dan

gunung menjadi gatal. Sampaikan maaf kami kepada mereka ya Tuhanku.

Sungguh segala teguran dariMu, tidak lain karena Engkau mencintai kami.

Segala puji bagiMu wahai Tuhanku...

Dari hambaMu tercinta yang tak tahu diri... 

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)


 

Kolom Komentar